Produksi batu bara nasional mencapai 711,37 juta ton hingga 15 November 2024 atau melampaui target yang sebanyak 710 juta ton.
Target produksi 2024 sendiri lebih tinggi 2,2 persen dari target 2023 di level 695 juta ton berdasarkan catatan Kementerian ESDM.
Sementara itu, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia memprediksi produksi batu bara nasional selama 2024 akan berkisar 800 juta ton, atau lebih tinggi 3,2 persen dibandingkan realisasi 2023 di level 775 juta ton.
Dari jumlah produksi batu bara nasional per 15 November 2024, sebanyak 50,6 persen atau 359 juta ton dijual ke pasar ekspor, setara 69,3 persen dari realisasi ekspor pada 2023.
Stockbit Sekuritas menyampaikan, kuatnya produksi batu bara nasional hingga pertengahan November 2024 juga terefleksi pada volume produksi emiten – emiten produsen batu bara hingga kuartal III-2024.
Secara rinci PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 55,6 juta ton, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 15 juta ton, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar 33 juta ton, serta PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebesar 37,7 juta ton per semester pertama.
“Solidnya produksi batu bara berpotensi menjadi indikasi positif bagi kinerja emiten – emiten penunjang batu bara seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) serta PT Trans Power Marine Tbk (TPMA),” tulis Stockbit Sekuritas dalam risetnya, dikutip Minggu (24/11/2024).
Di sisi lain, kuatnya produksi batu bara Indonesia berpotensi memberikan dampak negatif terhadap harga batu bara jika tidak diimbangi dengan permintaan. Terutama mengingat risiko masih lemahnya perekonomian Cina yang menjadi sasaran tarif dari presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.