Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil puluhan tokoh ke kediamannya di Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan mulai Senin (14/10) hingga Selasa (15/10).
Tercatat pada hari pertama ada 49 nama, dan hari kedua 59 nama. Jika ditotal ada 108 tokoh yang sudah dipanggil.
Pada pemanggilan hari kedua mayoritas tokoh yang datang bakal diplot sebagai wakil menteri (wamen). Tokoh-tokoh tersebut berpeluang masuk kabinet.
Terkait 108 nama tokoh yang sudah diundang Prabowo, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut masih dinamis.
Apalagi, masih ada waktu beberapa hari sebelum pelantikan Prabowo-Gibran. ”Sampai tanggal 18 atau terakhir 19 (Oktober) itu mungkin masih ada beberapa pertimbangan,” ungkapnya.
Sementara itu, calon Wamen yang kemarin datang berasal dari sejumlah latar belakang.
Selain kalangan profesional, ada politisi, artis, atlet, hingga relawan.
Bedanya, politisi didominasi pengurus non-Ketum dan Sekjen serta jajaran pimpinan partai nonparlemen.
Dari jajaran parpol, misalnya, ada politisi PSI. Antara lain, Giring Ganesha dan Isyana Bagoes Oka.
Kemudian, dari Partai Gelora ada Anis Matta dan Fahri Hamzah, Agus Jabo dari Partai Prima, dan Ahmad Ridha Sabana dari Partai Garuda.
Salah satu nama baru yang cukup menarik perhatian adalah mantan pebulu tangkis Taufik Hidayat.
Peraih medali emas Olimpiade itu mengaku diminta membantu di bidang yang ditekuninya. Namun, apakah pasti menjabat Wamenpora, dia menolak memastikan.
”Saya siap membantu beliau, di mana pun saya siap. Nanti beliau yang akan mengumumkan sendiri,” tuturnya.
Taufik mengaku terkejut mendapat panggilan tersebut. Bahkan terjadi di tengah kesibukannya.
”Baru kali ini dihubungin tadi jam 14.20 sama Bang Teddy (Mayor Teddy Indra Wijaya, ajudan Prabowo, Red). Kaget lah,” ujarnya. Meski demikian, dia menegaskan kesiapannya.
Nama lain yang cukup mengejutkan adalah masuknya artis Yovie Widianto dan Raffi Ahmad.
Kepada media, Yovie mengaku diminta Prabowo untuk membantu di bidang ekonomi kreatif.
”Moga-moga bisa memberikan masukan yang efektif sesuai dengan apa yang saya geluti selama ini,” ujarnya. Apakah sebagai Wamen atau badan baru, dia belum mengetahuinya.
Selain itu ada pula Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah.
Meski ikut dipanggil Prabowo, Gus Miftah mengaku tak diminta untuk jadi wakil menteri.
Usai bertemu Prabowo, Gus Miftah mengatakan, dirinya diminta untuk membantu dan fokus pada moderasi serta toleransi.
“Bapak (Prabowo) perintahkan untuk lebih banyak fokus di bidang moderasi, toleransi, dan semacamnya,” tutur Prabowo.
Namun, dia menegaskan tidak diperintahkan untuk menjadi wakil menteri. “Yang jelas bukan wakil menteri,” imbuh Gus Miftah.
- Lebih lanjut, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Jogja itu pun juga mengaku tidak ditunjuk menjadi kepada badan apapun.